Mengenal Hamka Leluhur Sejarah Al-Azhar

  • Whatsapp
Buya hamka

Hamka atau yang lebih akrab dengan nama panggilan Buya Hamka memiliki tempat tersendiri dalam khazanah intelektual di Indonesia. Pasalnya beliau bisa dibilang sebagai putra bangsa dengan berbagai keahlian dalam cabang-cabang pengetahuan. Hamka adalah intelektual Indonesia dalam berbagai ilmu seperti agama, filsafat, sastra dan lain-lain.

Nama lengkap Buya Hamka adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah, namun mayoritas orang di sekitarnya sudah lumrah memanggilnya dengan panggilan tersebut. Adapun kata Buya adalah panggilan khas untuk orang Minangkabau yang berasal dari kata Abi, Abuya  dalam bahasa Arab yang berarti “Ayahku”. Sebutan ini juga dalam konteks sosialnya disematkan pada orang-orang yang sangat dihormati.

Read More

Sejak kecil Buya Hamka sudah menunjukkan minat yang luar biasa pada ilmu pengetahuan. Sedari masa anak-anak, Hamka belajar mengaji pada ayahnya sampai dengan khatam. Kemudian ia masuk sekolah desa di pagi hari dan masuk ke sekolah desa, sedangkan sore harinya Hamka masuk ke sekolah Diniyah. Saat bersekolah di Sumatra Thawalib School, Hamka banyak menghabiskan waktu di ruang-ruang perpustakaan dan cenderung menganggap pembelajaran di kelas yang banyak hafalan itu membosankannya. Meskipun demikian Hamka selalu lulus dalam ujian yang ada di sekolahnya.

Kiprah di Gelanggang Nasional dan Internasional

Sebagai seorang dengan pengetahuan yang mendalam dan karir akademik yang bagus, Hamka menjadi tokoh yang banyak meninggalkan kiprah. Gerakannya terbaca baik di level nasional maupun internasional. Jabatan rektor pernah diamanahkan kepadanya dari Universitas Mustopo Jakarta, setelah ia banyak menebar ilmu di Universitas Islam Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Padang Panjang.

Hamka berikutnya melanjutkan kiprah di lembaga Negara, yakni Departemen Agama. Ia menjadi satu dari jajaran pegawai tinggi. Irfan Hamka dalam salah satu bukunya yang berjudul “Ayah (Kisah Buya Hamka Masa Muda, Dewasa, Menjadi Ulama, Sastrawan, Politisi, Kepala Rumah Tangga, Sampai Ajal Menjemputnya)”, mengatakan bahwa selama menjadi pejabat tinggi setiap pagi ia dijemput dan sore harinya di antar pulang oleh mobil dinas merek Sylver Six.

Selain itu Hamka juga aktif dalam dunia jurnalistik selama masa mudanya. Ia pernah menjadi wartawan aktif pada beberapa media massa Tanah Air saat itu. Di antara kantor media yang pernah menjadi tempat ia bekerja adalah Pelita Anadalas, Seruan Islam, Bintang Islam dan Seruan Muhammadiyah. Selain itu Hamka juga pernah aktif menjabat sebagai editor pada beberapa majalah nasional seperti Panji Masyarakat, Pedoman Masyarakat dan Gema Insan.

Dari kancah internasional, Hamka dianugerahi gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar Mesir sebagai penghormatan atas perjuangan beliau dalam syi’ar Islam. Selama menjadi pejabat Negara, Hamka terlibat dalam beberapa kunjungan ke berbagai negara-negara konflik. Di antaranya adalah perjalanan memenuhi undangan Duta Besar di Mesir, Suriah, Lebanon, Basrah dan lain-lain.

Hamka dan Cikal Lembaga Pendidikan Al Azhar

Bagian terakhir ini penulis ambil dari catatan putra Buya Hamka sendiri, Irfan Hamka. Dari catatan Irfan Hamka, Kita dapat melihat bahwa Buya Hamka memiliki keterkaitan yang kuat dengan keberadaan Masjid Agung Al Azhar yang sebelumnya bernama Masjid Agung Kebayoran.

Pada awal pendirian, Buya memang bukan termasuk dalam jajaran pengurus YPI (Yayasan Pesantren Islam) awal, namun gagasan-gagasan Buya banyak didengar oleh para pengurus YPI. Buya berhasil mendatangkan rektor Universitas Al Azhar Mesir, Syaikh Muhammad Syaltout, saat itu  ke Masjid Agung Kebayoran yang kemudian diubah menjadi Masjid Agung Al Azhar.

Buya juga aktif mengadakan berbagai forum-forum kajian Islam untuk para jamaah masjid. Mulai dari kultum subuh, pengajian malam selasa yaitu kajian tasawuf dan berbagai kegiatan dakwah lainnya. Tidak lupa, Hamka juga mulai membangun dan mengembangkan sarana-sarana pendidikan yang kelak akan menjadi lembaga pendidikan favorit di Tanah Air.

Buya pada periode berikutnya ternyata diamanahi untuk menjabat sebagai ketua YPI. Beliau menjabat sampai dengan dua periode dengan gaya kepemimpinan dan program-programnya. Saat ini sekolah Islam Al Azhar telah berkembang dan bercabang di berbagai kota di Indonesia, termasuk salah satunya adalah sekolah Islam Al Azhar di Yogyakarta.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *