Abdul Kodir Pahlawan dari Sintang. Kabupaten Sintang memiliki luas wilayah sebesar 21.635 km² dan merupakan kabupaten yang memiliki luas wilayah ketiga terbesar di Provinsi Kalimantan Barat setelah Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kapuas Hulu.
Tanggal 1 Januari 1817 Raja Banjar Sultan Sulaiman menyerahkan Sintang kepada Belanda. Tahun 1823 kontrak Sultan Sintang dengan Hindia Belanda. Tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam dari Banjarmasin menyerahkan Sintang kepada Hindia Belanda. Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam wester-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8. Kabupaten Sintang dihuni 34 sub suku Dayak.
Baca juga: Abdul Muis, Seorang Pahlawan dan Sastrawan
Kelahiran Abdul Kadir
Abdul Kodir Pahlawan dari Sintang. Abdul Kadir merupakan salah satu nama pahlawan Indonesia. Kehadiran dirinya di muka bumi secara perdana yaitu pada tahun 1771. Kalimantan Barat tepatnya wilayah Sintang menjadi tanah kelahiran daripada sosok dengan nama Abdul Kadir ini.
Kelahiran Abdul Kadir yaitu berasal dari keluarga yang tidak biasa. Keluarganya masuk dalam jajaran bangsawan kerajaan Sintang. Sang ayah menempati posisi hulubalang di kerajaan.
Posisi sang ayah pula menempati bagian pimpinan di wilayah kerajaan. Tak heran apabila sejak lahir hingga masa kecilnya banyak dihabiskan di wilayah dan atau area kerajaan. Lahirnya sosok Abdul Kadir pula menjadi sosok dengan peran besar bagi dirinya dan kerajaan.
Baca juga: Mengenal Hamka Leluhur Sejarah Al Azhar
Masa Remaja dan Masa Dewasa Abdul Kadir
Abdul Kodir Pahlawan dari Sintang. Abdul Kadir adalah sosok terkenal dari Sintang, Kalimantan Barat. Dirinya dibesarkan dalam lingkungan kerajaan. Hal ini dikarenakan sang ayah memegang tugas sebagai seorang pemimpin bagi kerajaan. Masa remajanya banyak dihabiskan di tanah kerajaan.
Sebagai seorang anak dari jajaran hulubalang kerajaan, nama Abdul Kadir sendiri sudah mendapatkan tempat di kerajaan. Dirinya banyak memberikan kontribusi bagi kerajaan. Jadi dapat dikatakan bahwa Abdul Kadir tak hanya bertempat tinggal di wilayah kerjaan.
Masa dewasa Abdul Kadir menjadi masa bagi dirinya. Pada periode tersebut, dirinya memeluk jabatan sebagai seorang menteri di kerajaan. Tugas tersebut dipeluknya untuk menggantikan posisi sang ayah.
Posisinya tersebut yaitu sebagai Menteri Hulubalang. Tidak hanya sebagai seorang kepala pimpinan hulubalang kerajaan, nama Abdul Kadir pula mendapat gelar Raden Tumenggung dan memeluk tugas sebagai seorang Kepala Pemerintahan. Masa muda hingga masa dewasa daripada Abdul Kadir selalu berhubungan dengan wilayah kerajaan.
Peran dan Perjuangan Abdul Kadir
Abdul Kodir Pahlawan dari Sintang. Abdul Kadir adalah salah satu nama yang terkenal di wilayah Sintang. Nama dirinya sudah melalangbuana di wilayah kerajaan sejak dirinya bereksistensi di muka bumi ini untuk pertama kali.
Ia memegang peran dalam mengembangkan lahan ekonomi di wilayah Melawi. Peran sebagai seorang kepala pemimpin tidaklah mudah bagi seorang Abdul Kadir, terutama pada bagian melawan penjajah. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari penjajah.
Meski demikian, tekadnya untuk melawan penjajah sangatlah tegas dan bulat. Perjuangan Abdul Kadir dalam melawan penjajah dijalankan dengan cara tetap mengikuti jalan penjajah dan juga jalan kerajaan. Hal ini dilakukan agar dapat merealisasikan dalam rangka melawan penjajah. Tidak hanya itu.
Dirinya pula memeluk rakyat dan menebarkan kekuatan demi melawan penjajah serta ikut terjun dalam perlawanan yang dimainkan oleh penjajah. Abdul Kadir dalam menjalankan tugasnya melawan penjajah diakui oleh Pemerintahan Indonesia. Tahun 1999 menjadi tahun bagi nama Abdul Kadir dengan gelar Pahlawan Nasional RI.
Wafatnya Abdul Kadir
Abdul Kodir Pahlawan dari Sintang. Abdul Kadir menjadi salah satu nama dalam deretan Pahlawan Nasional. Peran dan perjuangan nama Abdul Kadir dengan gelar Raden Tumenggung Setia Pahlawan sangatlah besar. Sosok dirinya menjalankan perjuangan dalam melawan penjajah.
Untuk dapat melawan penjajah, Raden Tumenggung Setia Pahlawan menjalankan strategi yaitu dengan cara mengikuti arahan penjajah dan mengikuti arahan pemerintahan.
Selama menjalankan strateginya tersebut, dirinya pula membangun kekuatan bersama dengan rakyat-rakyat untuk melawan penjajah. Strateginya tersebut tidaklah selalu berjalan mulus. Abdul Kadir pun dikurung oleh penjajah atas strateginya tersebut.
Dirinya dikurung di sebuah penjara di Saka Dua di wilayah Nanga Pinoh. Beberapa pekan melalui hari di dalam penjara, membuat dirinya hingga meninggal di dalam penjara. Abdul Kadir wafat di dalam penjara milik penjajah pada tahun 1875. Nama Abdul Kadir disemayamkan di Natali Mangguk Liang.